3 Juli 2007

Everybody have a choice

Tulisan ini sy dedikasikan untuk teman-teman/saudara-saudara/adik-adik yang akan menempuh SPMB tahun ini, tahun 2007. Tidak ada maksud untuk melecehkan apalagi menjatuhkan salah satu pihak.


Sy sama sekali gak nyangka, gak nyangka sama sekali bisa kuliah di tempat ini.

Sy masuk SD paling bonafid di cirbon, masuk SMP ter-favorit di cirbon, lalu masuk SMU paling beken di bandung. Semuanya begitu manis, sy menjadi bagian dari komunitas anak-anak pintar di dunia atau paling tidak di kota tempat sy tinggal. Sampai akhirnya selepas SMU sy masuk ke titik balik dlm kehidupan akademis sy, menjadi bagian dari komunitas tidak-popular-prestasi-akademisnya. Tahun 2002 sy ikut tes SPMB, lulus, kuliah, masuk ke bidang kehidupan yang sebelumnya ga pernah hadir dalam impian sy. Terdampar di tempat ini...



Health service. Ya, sekarang sy ada di bidang ini, dunia kesehatan. Masuk FKG Unpad tahun 2002, berbekal pilihan orangtua dan berbagai ketidak-sukaan (Jika ada yang belum tau, FKG itu kependekan dari Fakultas Kedokteran Gigi).

Semester 1 ip diatas tiga bukan hal yang luar biasa buat sy. Semua sy raih tanpa usaha dan tanpa kerja keras (dan tanpa nyontek ujian). Tapi ip sy bisa 3 karena mata kuliahnya ngulang pelajaran SMU, jadi yah like taking candy from a baby..

Mulai masuk semester 2, ip sy terjun bebas. Tak ada lagi fisika, tak ada lagi kimia, tak ada lagi pelajaran sosial. Mata kuliah dipenuhi mata kuliah berakhiran --mulut, --gigi, atau --donti.

Tiga kali sy ikut SPMB dan tiga kali pula nama sy tercatat di koran. Yeah, sy emang hebat. Tapi gak ada restu dr orangtua, sy gak nge-follow-up hasil yang ada. Dan beginilah jadinya sy, hidup menjadi bagian dari komunitas berprestasi minim.

Salah masuk jurusan. Itulah yang sy rasain hari demi hari (bahkan sampai skrg mungkin).

Apakah berarti FKG itu jelek? Bukan begitu, ini masalah hasrat seseorang, tidak ada kaitannya dengan bagus-jelek, apalagi baik-buruk. Hasrat tidak bisa dinilai. Jadi jangan tersinggung dulu para pembaca yg kebetulan punya kaitan dengan bidang ini.

Kenapa sy harus bertahan? Karena orang tua sy. Karena umur sy yang skrg sudah masuk angka 2 dan 2, sudah terlambat jika sy harus pindah kuliah dan memulai dari nol. (jika sy berhenti skrg, sy hanya akan berakhir dramatis, tidak berguna. Orang seperti sy, pasti hanya akan berakhir di tempat pembuangan sampah di belakang kampus dan memulung sisa-sisa manusia lain hanya untuk bertahan hidup - mengutip kalimat ikhsan). Lagipula orangtua sy ga bakal rela dengan ide itu, berpikir pun tidak apalagi menyetujuinya.

Dan satu lagi, dukungan dari kakaks, temans yang membuat sy bertahan hingga skrg.

Terima Kasih..

[sensored]

[sensored]

[sensored]

[sensored]

[sensored]

[sensored]

[sensored]

[sensored]

Beberapa tulisan di atas sengaja sy sensor karena teralu kotor untuk dipajang di halaman umum, apalagi tidak sedikit yang mengetahui identitas sy. Jadi, demi kedamaian bersama, tulisan ini dengan kesadaran yang tinggi sy sensor.

Ada masukan dari teman bermain sekaligus sahabat sy (Karena tidak semua sahabat menjadi teman bermain, begitupula sebaliknya), semoga bisa bermanfaat juga bagi yang berada di persimpangan jalan seperti sy (saat 5 tahun yang lalu):

1. Kenali diri anda.

Apa hasrat yang ada pada diri anda?

Apa yang sebenarnya menjadi cita-cita anda, Jikalau suatu saat nanti anda sudah tua, kaya raya, dan sejahtera, pekerjaan apa yang ingin tetap anda lakukan??

Ketika SMP (atau mungkin SMU) sy pernah mengikuti tes psikologi, dan disitu tertulis bahwa bakat sy sebenernya lebih tertanam pada social skill. Sy hampir menangis pada saat itu karena sy cinta IPA, dan saat itu beredar anggapan bahwa jurusan IPS adalah tempat sekumpulan orang-orang bodoh (yang ternyata di kemudian hari harus sy akui bahwa itu dusta).

Jangan sungkan buat ikutan tes psikologi mengenai potensi diri anda.

2. Kenali kekuatan pada diri anda

Daripada anda mengasah kelemahan anda, alangkah jauh lebih berkembang bila anda mengasah kekuatan anda. Jangan pedulikan omongan orang bahwa orang sukses hanyalah orang dari kasta pengacara/dokter/informatika. Dimanapun anda berada jika anda menjalaninya dengan sungguh-sungguh, dengan penuh prestasi, pasti anda maju!

Sy jadi ingat ucapan guru matematik SSC sy yang sy simpulkan sebagai berikut : "Kalau kmu pinter, berprestasi, dan ada keinginan buat maju di bidang itu, masuk IAIN jurusan tarbiyah pun ga ada masalah"

<bersambung>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar